Chairuliningtyas Hapsari
Rabu, 28 Mei 2014
kapan kamu pulang ?
Di pagi buta di tengah terangnya bintang dan bulan, rasa rindu yang selalu aku hilangkan dari pikiranku kembali datang dan mulai mengusik pikiranku. Semakin membuyarkan pikiran, namamu, wajahmu, semua yang pernah ku lakukan bersama semua berputar-putar di pikiranku. Semakin banyak semakin banyak yang teringat itu akan membuatku semakin sulit menjalani semua ini. Di tengah pagi buta matapun enggan terpejam, lagu "marcell-firasat" terdengar ditelingaku, air mata menetes. Entahlah aku hanya terlalu rindu kepadamu saat ini. Lewat angin malam aku hanya ingin menyampaikan "aku rindu aku amat sangat rindu kepadamu, kapan kamu pulang?".
Selasa, 20 Mei 2014
Tuhan, saya mulai lelah mulai sangat lelah menjalani semua ini,atau mungkin saya yang tidak mau berusaha untuk bersabar Tuhan.
Semua berubah semua berubah sekali tidak seperti yang saya inginkan. Semua yang selalu saya tahan tahan dan pendam sekarang mulai luntur yaa semoga bisa tetap menjaga sisanya Tuhan 😭
~backtoblog🙋
Semua berubah semua berubah sekali tidak seperti yang saya inginkan. Semua yang selalu saya tahan tahan dan pendam sekarang mulai luntur yaa semoga bisa tetap menjaga sisanya Tuhan 😭
~backtoblog🙋
Selasa, 04 Februari 2014
PEMBANGUNAN TAK SEIMBANG
STRATEGI PEMBANGUNAN TAK SEIMBANG
Strategi pembangunan tidak seimbang merupakan lawan dari
strategi pembangunan seimbang. Menurut konsep ini, investasi seyogyanya
dilakukan pada sektor yang terpilih daripada secara serentak di semua sektor
ekonomi. Konsep pembangunan tidak seimbang ini dikenalkan Albert O. Hirschman
dalam bukunya yang berjudul The Strategy of Economic Development (1958).
Menurut Hirschman, investasi pada satu industri ataupun sektor-sektor yang
strateggis dinilai akan mampu membuka kesempatan investasi baru dan membuka
jalan bagi proses pembangunan selanjutnya. Menurut Hirschman, pola pembangunan
tidak seimbang ini didasarkan oleh beberapa pertimbangan, yaitu:
1. Secara historis,
proses pembangunan ekonomi yang terjadi mempunyai corak yang tidak seimbang.
2. Untuk meningkatkan
efisiensi dalam penggunaan sumberdaya yang tersedia.
3. Pembangunan tidak
seimbang akan berpotensi untuk menimbulkan kemacetan (bottlenecks) atau
gangguan-gangguan dalam proses pembangunannya, tetapi hal tersebut dinilai akan
menjadi pendorong bagi pembangunan selanjutnya.
PEMBANGUNAN TIDAK SEIMBANG ANTARA
SEKTOR PRASARANA DAN SEKTOR PRODUKTIF
Persoalan mendasar yang dianalisis Hirschman dalam strategi
pembangunan tidak seimbang adalah bagaimana cara untuk menentukan proyek pembangunan
yang harus didahulukan berdasarkan suatu prioritas tertentu. Argumen utama yang
mendasari pemikiran Hirschman adalah karena proyek-proyek tersebut memerlukan
penggunaan modal dan sumberdaya lainnya yang tidak sedikit, dan seringkali
melebihi modal dan sumberdaya yang tersedia, agar penggunaan berbagai
sumberdaya yang tersedia tersebut dapat optimal maka diperlukan usaha
pengalokasian sumberdaya yang efektif dan efisien.
Cara pengalokasian sumberdaya tersebut dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
- · Cara pilihan pengganti, yaitu suatu cara pemilihan proyek yang bertujuan untuk menentukan apakah proyek A atau proyek B yang harus dilaksanakan.
- · Cara pilihan penundaan, yaitu suatu cara pemilihan proyek yang menentukan urutan proyek yang dilaksanakan. Dengan kata lain, suatu cara pemilihan proyek dengan menentukan apakah proyek A atau proyek B yang harus didahulukan.
Berdasarkan prinsip pemilihan proyek di atas, Hirschman
menganalisis masalah alokasi sumberdaya antara sektor prasarana atau Social
Overhead Capital (SOC) dengan sektor produkktif yang dapat langsung
menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat atau Direct
Productive Activities (DPA). Menurut Hirschman, ada tiga macam pendekatan
dalam pengembangan sektor prasarana dan sektor produktif, yaitu:
- § Pembangunan seimbang antara kedua sektor tersebut
- § Pembangunan tidak seimbang di mana pembangunan sektor prasarana lebih ditekankan
- § Pembangunan tidak seimbang di mana sektor produktif lebih ditekankan.
PEMBANGUNAN TAK SEIMBANG DALAM SEKTOR
PRODUKTIF
Menurut Hirschman, di dalam sektor produktif, mekanisme pendorong pembangunan yang tercipta sebagai akibat dari adanya hubungan antara berbagai industri dalam menyediakan barang-barang yang digunakan sebagai bahan baku dalam industri lainnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Menurut Hirschman, di dalam sektor produktif, mekanisme pendorong pembangunan yang tercipta sebagai akibat dari adanya hubungan antara berbagai industri dalam menyediakan barang-barang yang digunakan sebagai bahan baku dalam industri lainnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Pengaruh berkaitan ke belakang(backward linkage effects): dimana
ada rangsangan yang diciptakan oleh pembangunan suatu industri terhadap
perkembangan industri-industri yang menyediakan input (bahan baku)
bagi industri tersebut.
Pengaruh berkaitan ke depan(forward linkage effects): dimana
ada rangsangan yang diciptakan oleh pembangunan suatu industri terhadap
perkembangan industri-industri yang menggunakan produk industri yang pertama
sebagai input (bahan baku) mereka.
Menurut Hirschman, ada dua jenis industri berdasarkan atas
seberapa besar tingkat keterkaitan antarindustrinya, yaitu:
- § Industri satelit, industri ban mobil dan karoseri merupakan industri satelit dari industri mobil
- § Industri non-satelit, industri mobil tidak memiliki kaitan sama sekali dengan industri minuman ringan, oleh karena itu mereka termasuk dalam kelompok industri non-satelit.
Berikut adalah beberapa karakteristik industri satelit,
yaitu:
- § Lokasinya berdekatan dengan industri induk sehingga akan dicapai satu skala efisiensi tertentu atas interaksi antarmereka.
- § Industri-industri tersebut menggunakan input utama yang berasal dari produk industri induk atau industri tersebut menghasilkan produk yang merupakan input dari industri induk, tetapi bukan merupakan input utama.
- Besarnya industri satelit tidak akan melebihi industri induknya.
KRITIK TERHADAP STRATEGI PEMBANGUNAN TAK SEIMBANG
Strategi pembangunan tidak seimbang, seperti yang
dikemukakan Hirschman, merupakan suatu doktrin yang realistis dan
mempertimbangkan hampir seluruh aspek dalam perencanaan pembangunan. Berbagai
insentif, hambatan dan perlawanan terhadap pembangunan dikaji dengan tepat dan
cermat. Penekanan Hirschman pada strategi “promosi ekspor” dan “subtitusi
impor” telah memberkan sebuah sentuhan realisme. Dia tidak menyetujui
perencanaan totaliter macam negera-negara sosialis, tetapi dia juga tidak
mendukung mekanisme pasar bekerja sendiri dalam perekonomian. Oleh karena itu,
Hirschman dapat dikatakan sebagai pendukung sistem ekonomi campuran.
Terlepas dari itu semua, konsep pembangunan tidak seimbang
ini juga tidak luput dari beberapa keterbatasan, yaitu:
- · Kurangnya perhatian pada komposisi, arah dan waktu pertumbuhan tidak seimbang
- · Mengabaikan kemungkinan timbulnya konflik internal
- · Kurangnya sumberdaya yang dimiliki di NSB
- · Rendahnya mobilitas sumberdaya di NSB
- · Adanya ancaman inflasi
- · Terlalu banyak penekanan pada investasi.
PEMBANGUNAN SEIMBANG
STRATEGI PEMBANGUNAN SEIMBANG
Pembangunan seimbang dapat diartikan sebagai pembangunan berbagai
jenis industri secara berbarengan (simultaneous)
sehingga industri tersebut saling menciptakan pasar bagi yang lain. Selain itu,
pembangunan seimbang ini juga dapat diartikan sebagai keseimbangan pembangunan
di berbagai sektor. Misalnya antara sektor industri dan sektor pertanian,
antara industri barang konsumen dan industri barang modal, antara sektor luar
negeri dan sektor domestik, antara sektor produktif dan sektor prasarana.
Strategi pembangunan seimbang ini dilaksanakan dengan maksud untuk menjaga agar
proses pembangunan tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam: (1) memperoleh
bahan baku, tenaga ahli, sumberdaya energi, dan fasilitas-fasilitas untuk
mengangkut hasil-hasil produksi ke pasar, dan (2) memperoleh pasar untuk
barang-barang yang telah dan yang akan diproduksi.
MENURUT ROSENSTEIN-RODAN
Istilah pembangunan seimbang itu diciptakan oleh Nurkse (1956). Namun
demikian, teori ini pertama kali dikemukakan oleh Paul Rosenstein-Rodan (1953)
dengan nama teori dorongan besar-besaran (the
big push theory). Nurkse dan Rosenstein-Rodan berpandangan bahwa program
industrialisasi di daerah yang kurang berkembang merupakan solusi jitu untuk
menciptakan distribusi pendapatan yang lebih merata di dunia dan untuk
meningkatkan pendapatan di daerah yang relatif terbelakang agar mereka dapat
mengejar ketertinggalannya dari daerah-daerah maju. Inti dari tesis
Rosenstein-Rodan adalah bahwa untuk menanggulangi hambatan pada pembangunan
ekonomi di NSB dan untuk mendorong perekonomian tersebut ke arah kemajuan
diperlakukan suatu “dorongan besar-besaran” atau suatu program menyeluruh yang
mengacu pada sejumlah minimum investasi tertentu. Menurut Rosenstein-Rodan, ada
tiga jenis syarat mutlak minimal dan eksternalitas ekonomi, yaitu:
1. Syarat mutlak minimal dalam fungsi
produksi. Menurut Rosenstein-Rodan, jumlah investasi minimal dalam input ataupun proses produksi akan
berpengaruh pada kenaikan pendapatan yang diperoleh.
2. Syarat mutlak minimal pada permintaan.
Syarat mutlak minimal permintaan atau saling melengkapinya permintaan,
solusinya adalah pendirian secara serentak industri-industri yang saling berkaitan
di NSB
3. Syarat mutlak minimal pada persediaan
tabungan. Elastisitas pendapatan yang tinggi dari tabungan merupakkan
syarat mutlak minimal ketiga yang diajukan oleh Rosenstein-Rodan. Sejumlah
minimum investasi tertentu memerlukan sejumlah proporsi tertentu dari tabungan.
MENURUT NURKSE
Pada dasarnya, pandangan Nurkse tidak banya berbeda dengan
Rosenstein-Rodan. Dalam analisisnya, Nurkse (1956) menekankan bahwa pembangunan ekonomi bukan hanya menghadapi
masalah pada kelangkaan modal, tetapi juga dalam mendapatkan pasar bagi
barang-barang industri yang akan dikembangkan. Nurkse mengatakan bahwa tingkat
investasi yang rendah muncul sebagai akibat dari rendahnya daya beli
masyarakat, sedangkan rendahnya daya beli itu disebabkan oleh rendahnya pendapatan
riil masyarakat. Rendahnya pendapatan riil masyarakat ini disebabkan oleh
rendahnya produktivitas. Fenomena tersebut yang kemudian kita kenal dengan nama
“lingkaran setan kemiskinan”. Jadi, menurut Nurkse, strategi pembangunan
seimbang memerlukan adanya keseimbangan pada berbagai sektor ekonomi. Harus ada
keseimbangan antara investasi sektor pertanian dan di sektor industri, karena
kedua sektor ini dinilai saling melengkapi satu sama lain.
MENURUT SCITOVSKY
Hirschman mengelompokkan Tibor Scitovsky dan Arthur Lewis sebagai
pencetus pembangunan keseimbangan pada sisi penawaran, sedangkan
Rosenstein-Rodan menekankan pada sisi permintaan. Scitovsky (1954) menyebutkan
adanya dua konsep eksternalitas ekonomi dan manfaat yang diperoleh suatu
industri dari adanya dua macam eksternalitas ekonomi yang ada dalam
perekonomian tersebut. Ekternalitas ekonomi dibedakan menjadi dua yaitu seperti
yang terdapat dalam teori keseimbangan dan seperti yang terdapat dalam teori
pembangunan. Dalam teori keseimbangan (teori ekonomi konvensional),
eksternalitas ekonomi dapat diartikan sebagai peningkatan efisiensi yang
terjadi pada suatu industri sebagai akibat dari adanya perbaikan teknologi pada
industri lain. Eksternalitas ekonomi seperti ini disebut eksternalitas ekonomi
teknologi (technological external
economies). Di sisi lain, hubungan saling ketergantungan antara berbagai
industri juga dapat menciptakan eksternalitas ekonomi yang berkaitan dengan
keuangan (pecuniary external economies),
yatu kenaikan keuntungan yang dperoleh suatu perusahaan yang disebabkan oleh
tindakan-tindakan perusahaan lain.
MENURUT LEWIS
Sementara itu, dalam analisisnya Lewis (1954) menekankan tentang
perlunya pembangunan seimbanga yang didasarkan pada keuntungan yang akan
diperoleh dari adanya saling ketergantugan antara berbagai sektor, yaitu antara
sektor pertanian dan sektor industri serta antara sektor dalam negeri dan luar
negeri. Menurut Lewis, akan timbul banyak masalah jika usaha pembangunan hanya
dipusatkan pada satu sektor saja. Tanpa adanya keseimbangan pembangunan antara
berbagai sektor akan menimbulkan adanya ketidakstabilan dan gangguan terhadap
kelancaran kegiatan ekonomi sehingga proses pembangunan proses terhambat
KRITIK TERHADAP STRATEGI
PEMBANGUNAN SEIMBANG
Banyak ekonom yang mengkritik strategi pembangunan seimbang, antara
lain Hirschman, Streeten, dan Singer. Hirschman dapat dianggap sebagai
pengritik yang paling “baik”, karena selain menunjukkan kelemahan-kelemahan
strategi pembangunan seimbang, dia juga mengemukakan teorinya, yaitu strategi
pembangunan tak seimbang. Berikut ini adalah sejumlah kritik yang diajukan
beberapa pakar ekonomi pembangunan tersebut yaitu:
1. Peningkatan
biaya.
2. Tidak
menaruh perhatian pada penurunan biaya.
3. Adanya
kecenderungan hubungan yang bersifat substitutif antarindustri.
4. Gagal
sebagai teori pembangunan.
5. Di
luar kemampuan NSB.
6. Kelangkaan
sumberdaya di NSB.
7. Adanya
disproporsi pada faktor produksi di NSB.
8. Investasi
secara besar-besaran bukanlah sebuah solusi.
9. Tidak
mempertimbangkan faktor perencanaan.
10. Menimbulkan
eksternalitas negatif.
MASALAH PENGANGGURAN DAN TEORI MIGRASI TODARO
DEFINISI PENGANGGURAN
Tuna
karya atau yang biasanya kita kenal dengan pengangguran adalah istilah untuk orang
yang tidak bekerja sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, dan yang tidak bekerja sama sekali, atau untuk seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran pada umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja yang tidak seimbang dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang tersedia. Pengangguran ini menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatanmasyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Di Negara berkembang seperti
Indonesia ini, masalah pengangguran yang makin meningkat dalam pembangunan
ekonomi merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih serius daripada masalah
perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang
berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa
tahun ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak dapat
mengadakan kesempatan kerja yang lebih banyak dan cepat daripada pertambahan
penduduk. Oleh karenanya itu masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun
ke tahun semakin bertambah banyak.
MACAM-MACAM PENGANGGURAN
Menurut Edgar O. Edwards (1974), untuk melakukan pengelompokkan terhadap
jenis-jenis pengangguran, kita perlu memahami dimensi-dimensi berikut ini :
- Waktu (banyak di antara mereka yang ingin bekerja lebih lama).
- Intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan).
- Produktivitas (kurangnnya produktivitas seringkali dsebabkan oleh kurangnya sumberdaya komplementer dalam melakukan pekerjaan).
Berdasarkan beberapa kriteria tersebut, Edwards mengklasifikasikan lima
jenis pengangguran yaitu :
- Pengangguran terbuka : baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun secara terpaksa (mereka yang mau bekerja namun tidak emperoleh pekerjaan).
- Setengah menganggur (underemployment) : mereka yang bekerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka mampu untuk kerjakan.
- Tampaknya bekerja namun tidak bekerja secara penuh : yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah menganggur, yang termasuk disini adalah :
·
Pengangguran
tidak kentara (disguised
unemployment) : yaitu para petani yang bekerja di ladang selama sehari
penuh, padahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari
penuh.
·
Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment) : yaitu orang yang bekerja tidak sesuai dengan
tingkat atau jenis pendidikannya.
·
Pensiun lebih awal. Fenomena ini merupakan kenyataan yang
terus berkembang di kalangan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia
pensiun dipermuda sebagai alat untuk menciptakan peluang bagi kaum muda untuk
menduduki jabatan di atasnya.
4. Tenaga kerja yang lemah (impaired) : yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, namun intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.
5.Tenaga kerja yang tidak produktif : yaitu mereka yang mampu untuk bekerja secara produktif, namun karena sumberdaya komplementernya kurang memadai, maka mereka tidak dapat menghasilkan sesuatu dengan baik.
4. Tenaga kerja yang lemah (impaired) : yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, namun intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.
5.Tenaga kerja yang tidak produktif : yaitu mereka yang mampu untuk bekerja secara produktif, namun karena sumberdaya komplementernya kurang memadai, maka mereka tidak dapat menghasilkan sesuatu dengan baik.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya,
pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam yaitu:
§
Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran
friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan karena
adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja
dengan pembuka lamaran pekerjaan yang tidak mampu memenuhi persyaratan yang
ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin majunya suatu perekonomian di suatu
daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
§
Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran
konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan karena
perubahan gelombang (naik-turunnya) suatu kehidupan perekonomian
atau siklus ekonomi.
§
Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran
struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi
dan corak ekonomi dalam jangka waktu panjang. Pengangguran struktural bisa
diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu seperti:
1.
Akibat permintaan
berkurang
2.
Akibat kemajuan dan
penggunaan teknologi
3.
Akibat adanya kebijakan
dari pemerintah
§
Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan
menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang
menyebabkan seseorang harus nganggur sampai kondisi tertentu. Contohnya
seperti petani padi yang menanti musim panen , pedagang durian
yang menanti musim durian.
§
Pengangguran siklikal
Pengangguran
siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat dari imbas naik turun
siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran
kerja.
§
Pengangguran teknologi
Pengangguran
teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
§
Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
DAMPAK-DAMPAK
DARI PENGANGGURAN
Akibat-akibat
yang ditimbulkan dari tingginya angka pengangguran
Bagi
Negara:
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan
pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3. Meningkatnya
biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Bagi Masyarakat:
1. Pengangguran
merupakan beban psikologis dan psikis.
2. Pengangguran
dapat menghilangkan keterampilan,
karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
CARA MENGATASI PENGANGGURAN
Karena
adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut
Cara
Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk
mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
§
Peningkatan mobilitas
modal dan tenaga kerja.
§
Segera memindahkan
kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan
sektor ekonomi yang kekurangan.
§
Mengadakan pelatihan
tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
§
Segera mendirikan industri
padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
Cara Mengatasi Pengangguran
Friksional
Untuk
mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara
sebagai berikut.
§
Perluasan kesempatan kerja
dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat
karya.
§
Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya
investasi baru.
§
Menggalakkan pengembangan
sektor informal, seperti home industry.
§
Menggalakkan program
transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal
lainnya.
§
Pembukaan proyek-proyek
umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga
bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi
baru dari kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran
Musiman
Jenis
pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.
§
Pemberian informasi yang
cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
§
Melakukan pelatihan di
bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim
tertentu.
Cara Mengatasi Pengangguran
Siklis
Untuk
mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai
berikut.
§
Mengarahkan permintaan
masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
§
Meningkatkan daya beli
masyarakat.
HUBUNGAN
ANTARA PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
Ada hubungan yang erat antara tingginya
tingkat pengangguran, luasnya kemiskinan, dan distribusi pendapatan yang tidak
merata. Salah satu mekanisme pokok dalam mengurangi kemiskinan dan kepincangan
ditribusi pendapatan di NSB adalah memberikan upah yang memadai dan menyediakan
kesempatan-kesempatan kerja bagi kelompok masyarakat miskin. Oleh karena itu,
peningkatan kesempatan kerja merupakan unsur yang paling esensial dalam setiap
strategi pembangunan yang menitikberatkan kepada penghapusan kemiskinan.
HUBUNGAN
ANTARA PENGANGGURAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Secara teoretis, pertumbuhan ekonomi dan
pengangguran memiliki hubungan yang erat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan
menciptakan sebuah skema pengurangan angka pengangguran. Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi diharapkan akan menciptakan pertumbuhan output, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengejar
kapasitas mengindikasikan adanya hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi
dengan pengangguran, semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi maka semakin
rendah tingkat penganggurannya, dan sebaliknya.
TEORI
MIGRASI TODARO
Todaro (1998) menyatakan migrasi merupakan
suatu proses yang sangat selektif
mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi tertentu, maka pengaruhnya terhadap faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi dari masing-masing individu juga bervariasi. Variasi tersebut tidak hanya terdapat pada arus migrasi antar wilayah pada negara yang sama, tetapi juga pada migrasi antar negara. Beberapa faktor non ekonomis yang mempengaruhi keinginan seseorang melakukan migrasi adalah:
mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi tertentu, maka pengaruhnya terhadap faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi dari masing-masing individu juga bervariasi. Variasi tersebut tidak hanya terdapat pada arus migrasi antar wilayah pada negara yang sama, tetapi juga pada migrasi antar negara. Beberapa faktor non ekonomis yang mempengaruhi keinginan seseorang melakukan migrasi adalah:
·
Faktor-faktor sosial, termasuk keinginan
para migran untuk melepaskan dari kendala-kendala tradisional yang terkandung
dalam organisasi-organisasi sosial yang sebelumnya mengekang mereka.
·
Faktor-faktor fisik, termasuk pengaruh
iklim dan bencana meteorologis, seperti banjir dan kekeringan.
·
Faktor-faktor demografi, termasuk
penurunan tingkat kematian yang kemudian mempercepat laju pertumbuhan penduduk
suatu tempat.
·
Faktor-faktor kultural, termasuk
pembinaan kelestarian hubungan keluarga besar yang berada pada tempat tujuan
migrasi
·
Faktor-faktor komunikasi, termasuk
kualitas seluruh sarana transportasi, sistem pendidikan yang cenderung
berorientasi pada kehidupan kota dan dampak-dampak modernisasi yang ditimbulkan
oleh media massa atau media elektronik.
KEMISKINAN DAN MASALAH PENDUDUK
PENDUDUK
Masalah kependudukan yang dimaksud disini adalah pertambahan jumlah penduduk yang sangat tinggi. Pertumbuhan ini akan menimbulkan masalah dan hambatan bagi upaya-upaya pembangunan yang dilakukan karena pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut menyebabkan cepatnya pertambahan jumlah tenaga kerja , sedangkan kemampuan dalam menciptakan kesempatan kerja baru sangat terbatas. Hal ini menyebabkan masalah pengangguran semakin serius.
Masalah kependudukan yang dimaksud disini adalah pertambahan jumlah penduduk yang sangat tinggi. Pertumbuhan ini akan menimbulkan masalah dan hambatan bagi upaya-upaya pembangunan yang dilakukan karena pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut menyebabkan cepatnya pertambahan jumlah tenaga kerja , sedangkan kemampuan dalam menciptakan kesempatan kerja baru sangat terbatas. Hal ini menyebabkan masalah pengangguran semakin serius.
KEMISKINAN
Menurut para ahli (antara lain Andre Bayo Ala, 1981), kemiskinan itu bersifat multi dimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum, maka kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin akan aset, organisasi sosial politik dan pengetahuan serta keterampilan dan aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial, sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut termanifestasikandalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang baik dan tingkat pendidikan yang rendah.
Selain itu, dimensi-dimensi kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung mapun tidak langsung. Hal ini berarti bahwa kemajuan dan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.
Menurut para ahli (antara lain Andre Bayo Ala, 1981), kemiskinan itu bersifat multi dimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum, maka kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin akan aset, organisasi sosial politik dan pengetahuan serta keterampilan dan aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial, sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut termanifestasikandalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang baik dan tingkat pendidikan yang rendah.
Selain itu, dimensi-dimensi kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung mapun tidak langsung. Hal ini berarti bahwa kemajuan dan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.
PENYEBAB KEMISKINAN
Kemiskinan dapat diamati sebagai kondisi anggota masyarakat yang tidak/belum ikut serta dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan, baik kemampuan dalam pemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang memadai sehingga tidak mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan. Dengan kata lain, masalah kemiskinan ini bisa selain ditumbulkan oleh hal yang sifatnya alamiah/kultural juga disebabkan oleh miskinya strategi dan kebijakan pembangunan yang ada, sehingga para pakart pemikir tentang kemiskinan kebanyakan melihat kemiskinan sebagai masalah struktural yaitu kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat tersebut tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.
Kemiskinan dapat diamati sebagai kondisi anggota masyarakat yang tidak/belum ikut serta dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan, baik kemampuan dalam pemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang memadai sehingga tidak mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan. Dengan kata lain, masalah kemiskinan ini bisa selain ditumbulkan oleh hal yang sifatnya alamiah/kultural juga disebabkan oleh miskinya strategi dan kebijakan pembangunan yang ada, sehingga para pakart pemikir tentang kemiskinan kebanyakan melihat kemiskinan sebagai masalah struktural yaitu kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat tersebut tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.
UKURAN KEMISKINAN
Ada 2 macam ukuran kemiskinan yang umum digunakan yaitu :
1. Kemiskinan Absolut
Adalah kemiskinan yang diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya. Konsep ini dimaksud untuk menetukan tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan, pakaian dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup.
Ada 2 macam ukuran kemiskinan yang umum digunakan yaitu :
1. Kemiskinan Absolut
Adalah kemiskinan yang diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan dasarnya. Konsep ini dimaksud untuk menetukan tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan, pakaian dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup.
Kesulitan utama dalam konsep kemiskinan absolut adalah menetukan komposisi
dan tingkat kebutuhan minimum karena kedua hal tersebut tidak hanya dipengaruhi
oleh adat kebiasaan saja, tetapi juga oleh iklim, tingkat kemajuan suatu negara
dan bernbagai faktor ekonomi lainnya.
United Research Institute for Social Development (URISD) menggolongkan kebutuhan dasar manusia atas 3 kelompok yaitu :
1. Kebutuhan fisik primer yang terdiri dari kebutuhan gizi, perumahan dan kesehatan.
2. Kebutuhan kultural yang terdiri dari pendidikan, waktu luang dan rekreasi serta ketenangan hidup.
3. Kelebihan pendapatan untuk mencapai kebutuhan lain yang lebih tinggi.
United Research Institute for Social Development (URISD) menggolongkan kebutuhan dasar manusia atas 3 kelompok yaitu :
1. Kebutuhan fisik primer yang terdiri dari kebutuhan gizi, perumahan dan kesehatan.
2. Kebutuhan kultural yang terdiri dari pendidikan, waktu luang dan rekreasi serta ketenangan hidup.
3. Kelebihan pendapatan untuk mencapai kebutuhan lain yang lebih tinggi.
2. Kemiskinan
Relatif
Konsep kemiskinan relatif bersifat dinamis sehingga kemiskinan akan selalu ada. Oleh karena itu, Kincaid (1975) melihat kemiskinan dari aspek ketimpangan sosial. Semakin besar ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan atas dan golongan bawah, maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dpaat dikategorikan selalu miskin.
Konsep kemiskinan relatif bersifat dinamis sehingga kemiskinan akan selalu ada. Oleh karena itu, Kincaid (1975) melihat kemiskinan dari aspek ketimpangan sosial. Semakin besar ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan atas dan golongan bawah, maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dpaat dikategorikan selalu miskin.
INDIKATOR KEMISKINAN
Indikator kemiskinan ada bermacam-macam yaitu:
Indikator kemiskinan ada bermacam-macam yaitu:
·
Tingkat konsumsi beras : Sajogyo (1977) menggunakan tingkat konsumsi beras per kapita sebagai
indikator kemiskinan.
·
Tingkat pendapatan : adanya perbedaan yang cukup mencolok pada penetapan garis kemiskinan
antara daerah perdesaan dan perkotaan kiranya dapat dimengerti karena dinamika
kehidupan yang berbeda antara keduanya (desa dan kota).
·
Indikator kesejahteraan rakyat : Pada salah satu publikasi PBB (1961) yang berjudul International Definition and Measurement of
Levels of Living : An Interim Guide disarankan 9 komponen kesejahteraan
yaitu kesehatan, konsumsi makanan dan gizi, pendidikan, kesempatan kerja,
perumahan, jaminan sosial, sandang, rekreasi dan kebebasan.
·
Indeks kemiskinan manusia : Indeks ini diperkenalkan oleh UNDP (United
Nations Development Program)
dalam salah satu laporan tahunannya, Human
Development Report (1997). Indeks
ini terlahir karena ketidakpuasan UNDP dengan indikator pendapatan per dolar
per hari yang digunakan oleh Bank Dunia sebagai tolok ukur kemiskinan dari segi
pendapatan (Bank Dunia) dengan ukuran dari segi kualitas hidup manusia. Menudut
UNDP, ada tiga nilai pkok yang menentukan tingkat kemiskinan yaitu tingkat
kehidupan, tingkat pendidikan dasar, dan tingkat kemapanan ekonomi.
STRATEGI / KEBIJAKAN DALAM MENGURANGI
KEMISKINAN
1. Pembangunan Pertanian
Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di Indonesia. Ada 3 faktor utama yang mendasari kebijakan ini. Pertama, berkurangnya beban penderitaan secara langsung dapat memuaskan kebutuhan atas konsumsi barang-barang pokok yang juga merupakan tujuan kebijakan sosial yang sangat penting. Kedua, perbaikan kesehatan akan meningkatkan produktivitas golongan miskin, kesehatan yang lebih baik akan meningkatkan daya kerja, mengurangi hari tidak bekerja dan meningkatkan output energi. Ketiga, penurunan tingkat kematian bayi dan anak-anak secara tidak langsung juga berperan dalam mengurangi kemiskinan yaitu menurunkan tingkat kesuburan, tingkat kematian yang semakin rendah tidak saja membantu para orang tua untuk mencapai jumlah keluarga yang mereka inginkan, namun juga membantu mereka menginginkan keluarga yang lebih kecil.
1. Pembangunan Pertanian
Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di Indonesia. Ada 3 faktor utama yang mendasari kebijakan ini. Pertama, berkurangnya beban penderitaan secara langsung dapat memuaskan kebutuhan atas konsumsi barang-barang pokok yang juga merupakan tujuan kebijakan sosial yang sangat penting. Kedua, perbaikan kesehatan akan meningkatkan produktivitas golongan miskin, kesehatan yang lebih baik akan meningkatkan daya kerja, mengurangi hari tidak bekerja dan meningkatkan output energi. Ketiga, penurunan tingkat kematian bayi dan anak-anak secara tidak langsung juga berperan dalam mengurangi kemiskinan yaitu menurunkan tingkat kesuburan, tingkat kematian yang semakin rendah tidak saja membantu para orang tua untuk mencapai jumlah keluarga yang mereka inginkan, namun juga membantu mereka menginginkan keluarga yang lebih kecil.
2. Pembangunan
Sumber Daya Manusia
Dapat dengan perbaikan serta peningkatan akses terhadap konsumsi pelayanan sosial (pendidikan, kesehatan dan gizi). Ada 3 aspek dari pembangunan pertanian yang telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pengurangan kemiskinan tersebut, terutama di daerah perdesaan. Konribusi terbesar bagi peningkatan pendapatan perdesaan dan pengurangan kemiskinan perdesaan dihasilkan dari adanya revolusi teknologi dalam pertanian padi, termasuk pembangunan irigasi.
3. Peranan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM)Dapat dengan perbaikan serta peningkatan akses terhadap konsumsi pelayanan sosial (pendidikan, kesehatan dan gizi). Ada 3 aspek dari pembangunan pertanian yang telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pengurangan kemiskinan tersebut, terutama di daerah perdesaan. Konribusi terbesar bagi peningkatan pendapatan perdesaan dan pengurangan kemiskinan perdesaan dihasilkan dari adanya revolusi teknologi dalam pertanian padi, termasuk pembangunan irigasi.
Fleksibilitas dan pengetahuan mereka tentang komunitas yang mereka bina, membuat LSM dapat menjangkau golongan miskin lebih efektif. Keterlibatan LSM juga meringankan biaya finansial dan staff dalam pengimplementasian program padat karya untuk mengurangi kemiskinan. Ada beberapa bentuk organisasi-organisasi kemasyarakatan tersebut, antara lain : Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Lembaga Pembina Swadaya Masyarakat (LPSM), organisasi-organisasi sosial lainnya, dan organisasi-organisasi semi-pemerintah.
Jumat, 30 Agustus 2013
hari ke 4
tepat hari ini aku menjalani LDR hari ke 4.
mungkin aku belum terbiasa
mungkin aku belum bisa
dan atau mungkin aku tidak bisa.
aku juga tidak tau
tapi aku akan mencoba
mencoba menjadi kuat
menjadi hebat
dan mencoba menjadi apapun agar aku bisa melewati semua ini
mungkin ini cara Tuhan untuk menguji kesabaranku
menguji apakah akan baik atau tidak
ya mungkin buat saaat ini aku masih bisa
dan aku juga akan mencoba selalu bisa :')
mungkin aku belum terbiasa
mungkin aku belum bisa
dan atau mungkin aku tidak bisa.
aku juga tidak tau
tapi aku akan mencoba
mencoba menjadi kuat
menjadi hebat
dan mencoba menjadi apapun agar aku bisa melewati semua ini
mungkin ini cara Tuhan untuk menguji kesabaranku
menguji apakah akan baik atau tidak
ya mungkin buat saaat ini aku masih bisa
dan aku juga akan mencoba selalu bisa :')
Langganan:
Postingan (Atom)