DEFINISI PENGANGGURAN
Tuna
karya atau yang biasanya kita kenal dengan pengangguran adalah istilah untuk orang
yang tidak bekerja sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, dan yang tidak bekerja sama sekali, atau untuk seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran pada umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja yang tidak seimbang dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang tersedia. Pengangguran ini menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatanmasyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Di Negara berkembang seperti
Indonesia ini, masalah pengangguran yang makin meningkat dalam pembangunan
ekonomi merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih serius daripada masalah
perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang
berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa
tahun ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak dapat
mengadakan kesempatan kerja yang lebih banyak dan cepat daripada pertambahan
penduduk. Oleh karenanya itu masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun
ke tahun semakin bertambah banyak.
MACAM-MACAM PENGANGGURAN
Menurut Edgar O. Edwards (1974), untuk melakukan pengelompokkan terhadap
jenis-jenis pengangguran, kita perlu memahami dimensi-dimensi berikut ini :
- Waktu (banyak di antara mereka yang ingin bekerja lebih lama).
- Intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan).
- Produktivitas (kurangnnya produktivitas seringkali dsebabkan oleh kurangnya sumberdaya komplementer dalam melakukan pekerjaan).
Berdasarkan beberapa kriteria tersebut, Edwards mengklasifikasikan lima
jenis pengangguran yaitu :
- Pengangguran terbuka : baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun secara terpaksa (mereka yang mau bekerja namun tidak emperoleh pekerjaan).
- Setengah menganggur (underemployment) : mereka yang bekerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka mampu untuk kerjakan.
- Tampaknya bekerja namun tidak bekerja secara penuh : yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah menganggur, yang termasuk disini adalah :
·
Pengangguran
tidak kentara (disguised
unemployment) : yaitu para petani yang bekerja di ladang selama sehari
penuh, padahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari
penuh.
·
Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment) : yaitu orang yang bekerja tidak sesuai dengan
tingkat atau jenis pendidikannya.
·
Pensiun lebih awal. Fenomena ini merupakan kenyataan yang
terus berkembang di kalangan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia
pensiun dipermuda sebagai alat untuk menciptakan peluang bagi kaum muda untuk
menduduki jabatan di atasnya.
4. Tenaga kerja yang lemah (impaired) : yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, namun intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.
5.Tenaga kerja yang tidak produktif : yaitu mereka yang mampu untuk bekerja secara produktif, namun karena sumberdaya komplementernya kurang memadai, maka mereka tidak dapat menghasilkan sesuatu dengan baik.
4. Tenaga kerja yang lemah (impaired) : yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, namun intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.
5.Tenaga kerja yang tidak produktif : yaitu mereka yang mampu untuk bekerja secara produktif, namun karena sumberdaya komplementernya kurang memadai, maka mereka tidak dapat menghasilkan sesuatu dengan baik.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya,
pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam yaitu:
§
Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran
friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan karena
adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja
dengan pembuka lamaran pekerjaan yang tidak mampu memenuhi persyaratan yang
ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin majunya suatu perekonomian di suatu
daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
§
Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran
konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan karena
perubahan gelombang (naik-turunnya) suatu kehidupan perekonomian
atau siklus ekonomi.
§
Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran
struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi
dan corak ekonomi dalam jangka waktu panjang. Pengangguran struktural bisa
diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu seperti:
1.
Akibat permintaan
berkurang
2.
Akibat kemajuan dan
penggunaan teknologi
3.
Akibat adanya kebijakan
dari pemerintah
§
Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan
menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang
menyebabkan seseorang harus nganggur sampai kondisi tertentu. Contohnya
seperti petani padi yang menanti musim panen , pedagang durian
yang menanti musim durian.
§
Pengangguran siklikal
Pengangguran
siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat dari imbas naik turun
siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran
kerja.
§
Pengangguran teknologi
Pengangguran
teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
§
Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
DAMPAK-DAMPAK
DARI PENGANGGURAN
Akibat-akibat
yang ditimbulkan dari tingginya angka pengangguran
Bagi
Negara:
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan
pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3. Meningkatnya
biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Bagi Masyarakat:
1. Pengangguran
merupakan beban psikologis dan psikis.
2. Pengangguran
dapat menghilangkan keterampilan,
karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
CARA MENGATASI PENGANGGURAN
Karena
adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut
Cara
Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk
mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
§
Peningkatan mobilitas
modal dan tenaga kerja.
§
Segera memindahkan
kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan
sektor ekonomi yang kekurangan.
§
Mengadakan pelatihan
tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
§
Segera mendirikan industri
padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
Cara Mengatasi Pengangguran
Friksional
Untuk
mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara
sebagai berikut.
§
Perluasan kesempatan kerja
dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat
karya.
§
Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya
investasi baru.
§
Menggalakkan pengembangan
sektor informal, seperti home industry.
§
Menggalakkan program
transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal
lainnya.
§
Pembukaan proyek-proyek
umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga
bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi
baru dari kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran
Musiman
Jenis
pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.
§
Pemberian informasi yang
cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
§
Melakukan pelatihan di
bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim
tertentu.
Cara Mengatasi Pengangguran
Siklis
Untuk
mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai
berikut.
§
Mengarahkan permintaan
masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
§
Meningkatkan daya beli
masyarakat.
HUBUNGAN
ANTARA PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
Ada hubungan yang erat antara tingginya
tingkat pengangguran, luasnya kemiskinan, dan distribusi pendapatan yang tidak
merata. Salah satu mekanisme pokok dalam mengurangi kemiskinan dan kepincangan
ditribusi pendapatan di NSB adalah memberikan upah yang memadai dan menyediakan
kesempatan-kesempatan kerja bagi kelompok masyarakat miskin. Oleh karena itu,
peningkatan kesempatan kerja merupakan unsur yang paling esensial dalam setiap
strategi pembangunan yang menitikberatkan kepada penghapusan kemiskinan.
HUBUNGAN
ANTARA PENGANGGURAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Secara teoretis, pertumbuhan ekonomi dan
pengangguran memiliki hubungan yang erat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan
menciptakan sebuah skema pengurangan angka pengangguran. Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi diharapkan akan menciptakan pertumbuhan output, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengejar
kapasitas mengindikasikan adanya hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi
dengan pengangguran, semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi maka semakin
rendah tingkat penganggurannya, dan sebaliknya.
TEORI
MIGRASI TODARO
Todaro (1998) menyatakan migrasi merupakan
suatu proses yang sangat selektif
mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi tertentu, maka pengaruhnya terhadap faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi dari masing-masing individu juga bervariasi. Variasi tersebut tidak hanya terdapat pada arus migrasi antar wilayah pada negara yang sama, tetapi juga pada migrasi antar negara. Beberapa faktor non ekonomis yang mempengaruhi keinginan seseorang melakukan migrasi adalah:
mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi tertentu, maka pengaruhnya terhadap faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi dari masing-masing individu juga bervariasi. Variasi tersebut tidak hanya terdapat pada arus migrasi antar wilayah pada negara yang sama, tetapi juga pada migrasi antar negara. Beberapa faktor non ekonomis yang mempengaruhi keinginan seseorang melakukan migrasi adalah:
·
Faktor-faktor sosial, termasuk keinginan
para migran untuk melepaskan dari kendala-kendala tradisional yang terkandung
dalam organisasi-organisasi sosial yang sebelumnya mengekang mereka.
·
Faktor-faktor fisik, termasuk pengaruh
iklim dan bencana meteorologis, seperti banjir dan kekeringan.
·
Faktor-faktor demografi, termasuk
penurunan tingkat kematian yang kemudian mempercepat laju pertumbuhan penduduk
suatu tempat.
·
Faktor-faktor kultural, termasuk
pembinaan kelestarian hubungan keluarga besar yang berada pada tempat tujuan
migrasi
·
Faktor-faktor komunikasi, termasuk
kualitas seluruh sarana transportasi, sistem pendidikan yang cenderung
berorientasi pada kehidupan kota dan dampak-dampak modernisasi yang ditimbulkan
oleh media massa atau media elektronik.
haduh mau baca mataku sakit,
BalasHapus