Selasa, 04 Februari 2014

MASALAH PENGANGGURAN DAN TEORI MIGRASI TODARO

DEFINISI PENGANGGURAN
                Tuna karya atau yang biasanya kita kenal dengan pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, dan yang tidak bekerja sama sekali, atau untuk seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran pada umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja yang tidak seimbang dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang tersedia. Pengangguran ini menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatanmasyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Di Negara berkembang seperti Indonesia ini, masalah pengangguran yang makin meningkat dalam pembangunan ekonomi merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa tahun ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak dapat mengadakan kesempatan kerja yang lebih banyak dan cepat daripada pertambahan penduduk. Oleh karenanya itu masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahun semakin bertambah banyak.
MACAM-MACAM PENGANGGURAN
Menurut Edgar O. Edwards (1974), untuk melakukan pengelompokkan terhadap jenis-jenis pengangguran, kita perlu memahami dimensi-dimensi berikut ini :

  1. Waktu (banyak di antara mereka yang ingin bekerja lebih lama).
  2.  Intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan).
  3.  Produktivitas (kurangnnya produktivitas seringkali dsebabkan oleh kurangnya sumberdaya komplementer dalam melakukan pekerjaan).
Berdasarkan beberapa kriteria tersebut, Edwards mengklasifikasikan lima jenis pengangguran yaitu :

  1. Pengangguran terbuka : baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun secara terpaksa (mereka yang mau bekerja namun tidak emperoleh pekerjaan).
  2.  Setengah menganggur (underemployment) : mereka yang bekerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka mampu untuk kerjakan.
  3. Tampaknya bekerja namun tidak bekerja secara penuh : yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah menganggur, yang termasuk disini adalah :
·         Pengangguran tidak kentara (disguised unemployment) : yaitu para petani yang bekerja di ladang selama sehari penuh, padahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari penuh.
·         Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment) : yaitu orang yang bekerja tidak sesuai dengan tingkat atau jenis pendidikannya.
·         Pensiun lebih awal. Fenomena ini merupakan kenyataan yang terus berkembang di kalangan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia pensiun dipermuda sebagai alat untuk menciptakan peluang bagi kaum muda untuk menduduki jabatan di atasnya.

4. Tenaga kerja yang lemah (impaired) : yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, namun intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.
5.Tenaga kerja yang tidak produktif : yaitu mereka yang mampu untuk bekerja secara produktif, namun karena sumberdaya komplementernya kurang memadai, maka mereka tidak dapat menghasilkan sesuatu dengan baik.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam yaitu:
§  Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan karena adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan yang tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin majunya suatu perekonomian di suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
§  Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan karena perubahan  gelombang (naik-turunnya) suatu kehidupan perekonomian atau siklus ekonomi.
§  Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka waktu panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu seperti:
1.      Akibat permintaan berkurang
2.      Akibat kemajuan dan penggunaan teknologi
3.      Akibat adanya kebijakan dari pemerintah

§  Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur sampai kondisi tertentu. Contohnya seperti petani padi yang menanti musim panen , pedagang durian yang menanti musim durian.

§  Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat dari imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
§  Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
§  Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

DAMPAK-DAMPAK DARI PENGANGGURAN
Akibat-akibat yang ditimbulkan dari tingginya angka pengangguran
Bagi Negara:
1.      Penurunan pendapatan perkapita.
2.      Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3.      Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Bagi Masyarakat:
1.      Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
2.      Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
3.      Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

CARA MENGATASI PENGANGGURAN
Karena adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut

Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
§  Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
§  Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
§  Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
§  Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.
§  Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
§  Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
§  Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
§  Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
§  Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatanjalan rayaPLTUPLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.
§  Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
§  Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

Cara Mengatasi Pengangguran Siklis
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.
§  Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
§  Meningkatkan daya beli masyarakat.


HUBUNGAN ANTARA PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

Ada hubungan yang erat antara tingginya tingkat pengangguran, luasnya kemiskinan, dan distribusi pendapatan yang tidak merata. Salah satu mekanisme pokok dalam mengurangi kemiskinan dan kepincangan ditribusi pendapatan di NSB adalah memberikan upah yang memadai dan menyediakan kesempatan-kesempatan kerja bagi kelompok masyarakat miskin. Oleh karena itu, peningkatan kesempatan kerja merupakan unsur yang paling esensial dalam setiap strategi pembangunan yang menitikberatkan kepada penghapusan kemiskinan.

HUBUNGAN ANTARA PENGANGGURAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Secara teoretis, pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan yang erat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menciptakan sebuah skema pengurangan angka pengangguran. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi diharapkan akan menciptakan pertumbuhan output, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengejar kapasitas mengindikasikan adanya hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran, semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi maka semakin rendah tingkat penganggurannya, dan sebaliknya.

TEORI MIGRASI TODARO

Todaro (1998) menyatakan migrasi merupakan suatu proses yang sangat selektif
mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, pendidikan dan demografi tertentu, maka pengaruhnya terhadap faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi dari masing-masing individu juga bervariasi. Variasi tersebut tidak hanya terdapat pada arus migrasi antar wilayah pada negara yang sama, tetapi juga pada migrasi antar negara. Beberapa faktor non ekonomis yang mempengaruhi keinginan seseorang melakukan migrasi adalah:
·         Faktor-faktor sosial, termasuk keinginan para migran untuk melepaskan dari kendala-kendala tradisional yang terkandung dalam organisasi-organisasi sosial yang sebelumnya mengekang mereka.
·         Faktor-faktor fisik, termasuk pengaruh iklim dan bencana meteorologis, seperti banjir dan kekeringan.
·         Faktor-faktor demografi, termasuk penurunan tingkat kematian yang kemudian mempercepat laju pertumbuhan penduduk suatu tempat.
·         Faktor-faktor kultural, termasuk pembinaan kelestarian hubungan keluarga besar yang berada pada tempat tujuan migrasi

·         Faktor-faktor komunikasi, termasuk kualitas seluruh sarana transportasi, sistem pendidikan yang cenderung berorientasi pada kehidupan kota dan dampak-dampak modernisasi yang ditimbulkan oleh media massa atau media elektronik.

1 komentar: