Sabtu, 01 Juni 2013

MAKALAH BUDAYA INDONESIA YANG DIKLAIM

Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang luhur dan memiliki keragaman budaya yang tersebar di seluruh nusantara. Mulai dari kesenian, adat-istiadat hingga makanan melekat mewarnai keragaman bangsa Indonesia. Tidak heran,  karena begitu banyaknya budaya yang kita miliki, justru membuat kita tidak mengetahui apa saja budaya yang ada Indonesia. Bahkan kita sendiri  sebagai generasi muda terkadang melupakan budaya daerah kita. Ironis memang, orang Indonesia tetapi tidak tahu ciri khas bangsanya sendiri. Lihat diri kita masing-masing, sebetulnya kita jugalah yang tidak mau tahu akan keluhuran budaya sendiri. Karena ketertarikan terhadap budaya yang semakin meluntur juga sangat nampak pada diri generasi muda saat ini. Salah satu penyebabnya adalah globalisasi.
Di era globalisasi ini , tentunya akan sangat berpengaruh pada dinamika budaya di setiap negara. Khususnya di Indonesia, hal ini bisa dirasakan dan sangat menonjol nampaknya. Begitu bebas budaya yang masuk dari berbagai arus kehidupan. Pribadi yang ramah-tamah juga sangat mendukung masuknya berbagai budaya tersebut. Ditambah lagi generasi muda kita yang terkesan bosan dengan budaya yang mereka anggap kuno. Namun, masuknya budaya dari luar justru kerap berimbas buruk bagi bangsa ini. Misalnya budaya berpakaian, gaya hidup (life style), segi iptek, maupun adat-istiadat. Semua itu berdampak sangat buruk dan dengan mudah dapat menggeser budaya asli Indonesia.
Kita sebenarnya belum siap menerima era globalisasi. Gaya hidup kita semakin menjurus ke arah barat yang individual dan liberal. Budaya gotong-royong pun semakin memudar. Dari segi iptek, sebagian besar juga berdampak buruk bagi kita. Yakni penyalahgunaan teknologi kerap kali terjadi. Kemudian, belum ada filterisasi budaya yang masuk. Begitu mudah budaya masuk tanpa ada penyaringan kesesuaian dengan budaya asli kita. Akibatnya kita seperti berjalan mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern. Tetapi sayangnya budaya luhur yang dulu melekat dalam diri, perlahan semakin menghilang. Parahnya, budaya daerah yang ada dan kita junjung tinggi justru semakin kita abaikan.

Rumusan Masalah
1.      Apa contoh permasalahan sosial budaya yang ada di Indonesia ?
2.      Apa penyebab terjadinya masalah tersebut ?
3.      Bagaimana kerugian yang ditimbulkan dari permasalahan tersebut ?

Pembahasan
Permasalahan tentang klaim
Perselisihan budaya antara Indonesia dan Malaysia tentu bukan pertama kali ini terjadi. Sudah berkali-kali dua negara tetangga serumpun di Asia Tenggara ini direpotkan dengan urusan selisih budaya – selalu Malaysia dianggap mengklaim, dan selalu disusul oleh protes serta reaksi keras masyarakat Indonesia yang merasa dirugikan karena berpendapat budayanya “dicuri” bangsa lain.

Namun demikian, peristiwa serupa selalu terjadi kembali di kemudian hari. Perselisihan budaya antara Indonesia dan Malaysia ini bagai api dalam sekam, yang padam sejenak untuk kemudian meletup kembali dengan skala tak kurang lebih besar dari perseteruan sebelumnya.
Berikut deretan budaya yang diperselisihkan Indonesia dan Malaysia:

Tari Pendet

Tari khas asal Bali ini pertengahan tahun 2009 muncul dalam iklan ‘Enigmatic Malaysia’ di Discovery Channel. Masyarakat Indonesia pun kontan emosi. Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pariwisata pun melayangkan surat protes ke Malaysia. Tari Pendet penyambutan yang diklaim Malaysia selama ini tidak pernah dipatenkan oleh penciptanya, Wayan Rindi, karena kandungan nilai spiritualnya yang luas ia anggap tak bisa dimonopoli oleh manusia maupun bangsa tertentu. Rindi sendiri menciptakan Tari Pendet penyambutan sekitar tahun 1950. Tari ini merupakan modifikasi dari Tari Pendet sakral.

Batik

Selisih budaya Malaysia-Indonesia atas batik ini juga terjadi tahun 2009, dan berakhir dengan pengakuan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organizations (UNESCO) atas batik sebagai warisan budaya Indonesia. Pengakuan Badan PBB itu disambut perajin batik Indonesia dengan suka cita. Pengakuan UNESCO atas batik Indonesia ini tak pelak menjadi modal dan motivasi besar bagi pengusaha batik dalam negeri untuk mengembangkan produk batik mereka ke tingkat dunia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan mencanangkan tanggal 2 Oktober sebagai hati batik.


Angklung

Klaim Malaysia atas angklung dituangkan dalam situs www.malaysiana.pnm.my yang menyeruak pada tahun 2010. Disebutkan, angklung adalah salah satu warisan budaya Malaysia. Di situs itu juga dijelaskan tentang bahan dasar angklung, fungsi, dan cara bermainnya. Ada pula foto-foto alat musik angklung. Suara angklung bahkan bisa didengar dengan mengklik gambar speaker yang ada pada laman itu. Sementara situs www.musicmall_asia.com menyatakan, angklung berasal dari Malaysia, tepatnya dari Kota Johor. Disebutkan, musik angklung merupakan pengiring kesenian kuda kepang.

Wayang Kulit dan Gamelan

Situs pemerintah Malaysia, warisan.gov.my, memasukkan wayang kulit dan gamelan ke dalam Statistik Daftar Warisan dan Warisan Kebangsaan Malaysia. Wayang kulit terdaftar dengan nomor P.U.(A) 85, sedangkan gamelan terdaftar dengan nomor P.U.(A) 78. Persoalan ini sempat mengemuka tahun 2009. Gamelan yang ada di Malaysia sama dengan gamelan yang berasal dari Jawa. Alat-alatnya terdiri dari Gong Agong, Gong Sawokan, Gendang Ibu, Gendang Anak, dan Saron. Gamelan di Malaysia pertama kali diperkenalkan di Pahang pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Muaddzam Shah.

Lagu Rasa Sayange

Oktober 2007, Malaysia memakai lagu ini dalam kampanye parisiwata "Malaysia Truly Asia". Rakyat Indonesia pun marah. Jero Wacik yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Parawisata menegaskan, Indonesia menyimpan sejumlah bukti kuat bahwa Rasa Sayange itu warisan Maluku. Salah satu bukti kuat itu adalah rekaman milik Lokananta,  perusahaan yang pernah merekam lagu itu dalam piringan hitam pada tahun 1958. Presiden Soekarno pun suka dengan lagu itu. Alhasil dalam hajatan Asian Games di Jakarta, 15 Agustus 1962, Soekarno membagi-bagikan piringan hitam itu kepada kontingen setiap negara sebagai “buah tangan” dari Jakarta. Bukti lain yang memperkuat kepemilikan Indonesia atas lagu Rasa Sayange juga bisa ditelusuri hingga ke negeri Jepang. Di negeri Sakura itu ada Minoru Endo Music Foundation, yayasan yang pernah mengumpulkan lagu-lagu rakyat yang populer di kawasan Asia.

Tari Tor-tor dan Gordang Sambilan

Minggu, 17 Juni 2012, masyarakat Indonesia mulai ramai membicarakan “klaim” Malaysia atas Tari Tor-tor dan Gordang Sambilan. Keriuhan ini berasal dari berita di situs Bernama yang menyatakan  Malaysia akan meregistrasi tari Tor-tor dan Gordang Sambilan sebagai peninggalan nasional mereka berdasarkan Bab 67 Undang-undang Peninggalan Nasional 2005.

Penyebab terjadinya klaim
ada beberapa hal yang menyebabkan klaim budaya itu terjadi diantaranya.

Kesadaran generasi muda yang kurang peduli terhadap budaya  padahal untuk mempertahankan budaya memang sangat dibutuhkan kesadaran yang kuat. Tidak hanya kesadaran kita mengakui tetapi kita harus ikut serta dalam melestarikan budaya. Dari kesadaran itulah akan muncul upaya untuk menjaga, melindungi budaya asli daerah sehingga akan tetap utuh. Sehingga, tidak mungkin akan diakui negara lain.

Perpindahan penduduk juga menyebabkan banyak budaya kita yang diakui oleh negara lain. Saat ini banyak penduduk Indonesia yang bekerja di luar negeri. Bahkan banyak pula yang telah menetap di sana menjadi warga negara tempat ia tinggal. Perpindahan tersebut tidak menutup kemungkinan akan diikuti perpindahan budaya. Budaya-budaya dari Indonesia pasti ada yang diterapkan di negara lain tempat mereka bekerja. Inilah yang menyebabkan keinginan negara lain untuk mengakui budaya Indonesia. Karena mereka menganggap budaya itu sudah biasa mereka lihat di negaranya.
Sistem terbuka masyarakat juga memungkinkan terjadinya klaim budaya, karena dengan sistem ini masyarakat mudah menerima kebudayaan asing yang masuk ke negaranya. Sehingga , mereka terbiasa dengan kebudayaan asing tersebut. Hai ini menyebabkan timbulnya rasa ingin memiliki kebudayaan negara tersebut menjadi kebudayaan negaranya.

Rasa ingin memiliki kebudayaan negara lain juga merupakan penyebab terjadinya pengklaiman kebudayaan. Hal ini bisa terjadi karena negara itu merasa bahwa kebudayaan dari negara lain sesuai dengan kultur budaya mereka dan dianggap kebudayaan tersebut sangat menarik. Sehingga negara itu berupaya untuk mendapatkan kebudayaan tersebut dengan cara mengeklaim kebudayaan asli negara lain.
Penyebab lainnya adalah pemerintah kurang meperhatikan  kebudayaan nasional. Buktinya, banyak kebudayaan dari Indonesia seperti Tari Pendet, Batik, Angklung, Wayang kulit, Gamelan, Lagu Rasa Sayange, Tari Tor-Tor dan Gordang Sambilang yang sempat menjadi perdebatan kepemilikan dengan pihak Malaysia. Kemudian kurangnya sara untuk menampilkan budaya asli Indonesia kepada masyarakat luas merupakan masalah yang menyangkut ciri khas bangsa kita.

Kerugian dari masalah Klaim
Dengan terjadinya pengklaiman di Indonesia sekarang kebudayaan indonesia yang dulu semakin luntur dari kebudayaan indonesia yang sekarang. Mereka lebih mementingkan kebudayaan-kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia. Bukannya melestarikan kebudayaan negara sendiri tetapi malah melestarikan kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia. Masalah ini juga bisa menyebabkan terjadinya konflik antar warga negara yang akan saling mengejek dan menyalahkan negara lawan. Hal ini juga yang menyebabkan kemunduran Indonesia di bidang budaya , karena budaya asli kita perlahan akan menghilang dari daftar kebudayaan negara kita sendiri. Dalam segi ekonomi juga akan terjadi penurunan pendapatan karena kebudayaan Indonesia merupakan salah satu pemasukan bagi Indonesia, dengan adanya kebudayaan yang begitu banyak dan menarik untuk dilihat maka akan banyak wisatawan yang berkunjung ke Indonesia hanya untuk melihat kebudayaan tersebut bahkan tidak sedikit juga yang ingin mempelajari kebudayaan tersebut.

Kesimpulan
Perselisihan budaya antara Indonesia dengan Malaysia yang sudah terjadi berkali-kali selalu disusul oleh protes serta reaksi keras masyarakat Indonesia yang merasa dirugikan karena berpendapat bahwa budayanya dicuri bangsa lain. Penyebab  budaya yang diklaim oleh negara Malaysia seperti Tari Pendet, Batik, Angklung, Wayang kulit, Gamelan, Lagu Rasa Sayange, Tari Tor-Tor dan Gordang Sambilang karena kurang pedulinya generasi muda dan pemerintah terhadap kebudayaan asli Indonesia. Hal ini akan berdampak direbutnya kebudayaan Indonesia oleh Malaysia dan kebudayaan asli Indonesia perlahan akan mulai luntur. Namun dari masalah tersebut kita bisa belajar bahwa kita sebagai warga Indonesia harus melestarikan budaya Indonesia dan pemerintah juga harus secara cepat menindaklanjuti jika budaya kita diklaim oleh negara lain.

Saran
-          Pemerintah harus membuat Undang-Undang khusus untuk melindungi kebudayaan asli Indonesia. Hal itu dilakukan agar pelestarian budaya bisa terlaksana secara berkesinambungan dan terintegral tanpa harus saling tuding siapa yang akan bertanggung jawab.
-          Keanekaragaman budaya yang dimiliki terdiri dari ribuan etnis harus bisa dipatenkan agar tidak lagi dicuri oleh negara lain hanya untuk kepentingan keuntungan belaka. Ini menjadi prioritas sebagai pengakuan budaya Indonesia secara internasional.
-          Perlu adanya tindakan pemerintah baik pusat maupun daerah dalam upaya pelestarian budaya tradisional. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara menggelar  pertunjukan  budaya di tempat umum secara berkesinambungan.
-          Perlu adanya pendekatan kreatif dan akademik dalam pelestarian budaya. Yaitu bagaimana mengenalkan budaya sedini mungkin pada generasi muda secara kreatif dan inovatif agar generasi muda tertarik dengan budaya tradisional, sekaligus mengikis anggapan bahwa budaya tradisional itu kuno
-          Menggalakan program cinta akan budaya sendiri, bukan hanya slogan. Selain itu dengan adanya sosialisasi budaya lewat media massa untuk memperkenalkan budaya tradisional.
-          Pemerintah harus cepat dan tegas menanggulangi jika terjadi pencurian atau klaim budaya.
Selain itu pemerintah juga perlu menindakpara pembajak di negeri sendiri agar masyarakat terbiasa untuk menghargai apa yang dimiliki orang lain.


Jawaban Financial Accounting IFRS Edition (Weygandt, Kimmel, and Kieso) P9-3A

P9-3A
a.       (1)                    Factory Machinery
Cash Price                               R$ 38,000
Sales tax                                  R$ 1,700
Shipping Cost                         R$ 150
Insurance during shipping       R$ 80
Installation and testing           R$ 70
                                                R$ 40,000
Jan 1 Factory Machinery                                 40,000
         Oil and Lubricants                                   100
                        Cash                                                    40,100
(2)  Dec 31 Depreciation Expense                              7,000
                                    Accumulated Depreciation                 7,000
(40,000-5,000= 35,000 : 5 = 7,000 )
b.      (1) Straight-line
Cost – residual value = depreciation cost : useful life = annual depreciation expense
R$ 160,000 – R$ 10,000 = R$ 150,000 – 4 = R$ 37,500
Depreciation Rate = 100% : 4 = 25%

PELE COMPANY
Computation
=
Annual
Depreciation
Expense
End of Year
Year
Depreciable
Cost
X
Depreciation
Rate
Accumulated
Depreciation
Book
Value
2011
R$ 150,000

25%

R$ 37,500
R$ 37,500
R$ 122,500
2012
150,000

25%

37,500
75,000
85,000
2013
150,000

25%

37,500
112,500
47,500
2014
150,000

25%

37,500
150,000
10,000

                (2) Declining Balance
            Depreciation Rate =  100% : 4 = 25% X 2 = 50%
            Book value of beginning of year X Declining balance rate = Annual Depreciation Expense
            R$ 160,000 X 50% = R$ 80,000
PELE COMPANY
Computation
=
Annual
Depreciation
Expense
End of Year
Year
Depreciable
Cost
X
Depreciation
Rate
Accumulated
Depreciation
Book
Value
2011
R$ 160,000

50%

R$ 80,000
R$ 80,000
R$ 80,000
2012
80,000

50%

40,000
120,000
40,000
2013
40,000

50%

20,000
140,000
20,000
2014
20,000

50%

10,000
150,000
10,000


            (3) Units of Activity
Depreciable Cost – Total Units of Activity  = Depreciation cost per unit
R$ 150,000 – 125,000 = R$ 1,2

PELE COMPANY
Computation
=
Annual
Depreciation
Expense
End of Year
Year
Units of
Activity
X
Depreciation
Cost/Unit
Accumulated
Depreciation
Book
Value
2011
45,000

R$ 1,2

R$ 54,000
R$ 54,000
R$ 106,000
2012
35,000

1,2

42,000
96,000
64,000
2013
25,000

1,2

30,000
126,000
34,000
2014
20,000

1,2

24,000
150,000
10,000

c.       The highest amount of depreciation expense in year 1 (2011) = Declining-Balance Method
The highest amount of depreciation expense in year 4 (2014) = Straight-Line Method
The highest total amount over the 4 year period = Total amount depreciation to use all method is the same for the 4 year period